Skip to main content

4 TINGKAT KEGALAUAN MENIKAH MUDA...

Mungkin agan ingat dunia sosial media dan infotainment pernah rame sama berita tentang anak ustaz Arifin Ilham yang nikah muda. Bahkan, mungkin bisa dibilang muda banget. Bayangin aja gan, agan-agan lagi pada sibuk apa di umur 17 tahun, eh si Alvin ini udah nikahin anak orang. Hehe… Mungkin juga beritanya jadi makin rame karena yang dinikahin konon mualaf dan keturunan tionghoa, jadi mungkin rada unik ya gan.

Ngomongin tentang nikah muda, sebenernya kalau di kampung ane (dan mungkin di daerah pedesaan lainnya) bukan hal aneh. Namanya cowok kalau udah punya kerjaan, ya biasanya nikah. Yang cewek juga, asal udah lulus SMA biasanya udah dicariin jodoh sama bapaknya. Nah di daerah kota ni yang biasanya agak ribet, ada banyak banget yang dipertimbangin. Mungkin ya, karena biaya hidup di daerah perkotaan emang tinggi. Belum lagi tuntutan gaya hidup alias gengsi yang dikejer ke mana pun gak nyampe-nyampe gan.

ane sendiri nikah umur 20 tahun, pas masih kuliah semester akhir. Kata orang-orang sih itungannya termasuk nikah muda. Meski nggak semuda si Alvin yang nikah umur…. 17 TAHUN! What? Jujur ane juga kaget pas pertama denger. Setelah baca-baca lagi ternyata si Alvin ini memang backgroundnya ya lumayan punya dan udah ada usaha sendiri. Jadi mungkin yang jadi pertimbangan tinggal mental dan ilmunya aja.

Kebetulan kemarin ane baru ulang tahun pernikahan yang ke-3, nggak kerasa udah sejauh ini. Dan berbagai ketakutan yang ane rasain dulu perlahan mulai luntur dan terjawab seiring waktu.

Untuk agan agan yang berpikir untuk menikah muda, izinkan ane untuk sharing 4 tingkat kegalauan yang mungkin agan rasakan saat akan kimpoi muda, semua ini berasal dari pengalaman ane sebelum memutuskan untuk menikah muda, dan bagaimana kenyataanya setelah ane jalanin.

Sekali lagi, untuk agan yang kepikiran mau kimpoi muda, semoga tulisan ane ini bisa jadi inspirasi buat agan-agan :

Galau tingkat 1. Siap jadi Imam?

Spoiler for


Yang ane maksud bukan cuma Imam shalat ya gan, tapi jadi pemimpin rumah tangga. Secara setelah kita nikah, segala hal yang berkaitan dengan istri jadi tanggung jawab suami. Bukan cuma soal nafkah yang sifatnya lahir, tapi juga membimbing ke jalan yang benar. Lah ane aja ngerasa belum bener. Belum lagi orang yang ane taksir umurnya 3 tahun lebih tua, duh, makin jiper.

Sekarang, ane sadar bahwa sampai kapan pun kita tidak akan pernah merasa siap. Apa yang sering kita sebut ‘kesiapan’, terutama dalam masalah pernikahan sebenernya adalah ‘keberanian yang diikuti tanggung jawab.’

Kalau kita punya keberanian, dan kita mau untuk bertanggung jawab, artinya kita siap. Soal ilmunya, ane terus belajar sama para senior yang udah pada nikah, ditambah datang seminar-seminar pranikah dan baca buku. Ini bikin ane makin percaya diri, meski pun usia ane lebih muda. Lagipula, kedewasaan gak selalu bisa diukur dari usia kan, gan?


Galau tingkat 2. Nikah dulu atau bahagiain Ortu dulu?
Spoiler for


Kebetulan banget ane berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana di sebuah desa di ujung selatan sumatera. Ibu-bapak ane guru yang penghasilannya gak seberapa. Dari dulu ane sering kepikiran kalau udah beres kuliah mau ngebahagiain ibu-bapak, beliin apa pun yang mereka butuhin, ngajak jalan-jalan, bahkan berangkat umroh bareng. Dulu ane mikir kalau ane nikah ane bakal sibuk ngurus rumah tangga sendiri, penghasilan bakal abis buat rumah, istri, anak, dll.

Ternyata ane salah besar. Setelah ane menikah, ane sadar bahwa membahagiakan orangtua nggak selamanya soal materi. Bahwa mempersembahkan menantu yang baik juga merupakan salah satu cara membahagiakan orangtua. Orang tua aneng banget sama istri ane, pun sebaliknya. ane juga sekarang rutin ngunjungin ortu di kampung, hampir sebulan sekali. Dan alhamdulillah kebutuhan beliau-beliau juga bisa terpenuhi. Tinggal umroh nih yang belum, masih nabung, hehe. Doain ya gan!



Galau tingkat 3. Gimana cara nafkahin Istri?
Spoiler for


Kuliah belum beres, gak ada kerjaan tetap, bukan ponakan James Riady atau Chairul Tanjung, lengkap sudah. Secara materi, dari 1 sampai 10, mungkin bisa dikatakan kesiapan ane di angka 4 lah. Penghasilan ane waktu itu ngandelin penjualan novel yang ane terbitkan secara indie. Waktu itu, buat sendiri aja rasanya masih kurang.

Tapi mungkin itulah janji Allah gan. Satu bulan sebelum akad ane rilis buku ke-2, novel roman religi gitu dan ternyata penjualannya cukup bagus. Paling nggak, cukup buat mahar, seserahan, biaya ngontrak rumah dan beli beberapa perabotan dasar. Untuk biaya resepsi dipihak istri, pembiayaan dari mertua.

Nah resepsi di kampung ane, kakak-kakak pada patungan dan tetangga pada bantuin. Hehe.. Alhamdulillah Allah mudahkan. Setelah menikah, perekonomian ane makin stabil gan, mungkin karena manajemen keuangan mulai teratur & kerja jadi makin semangat karena ada yang nyemangatin.



Galau tingkat 4. Bener nggak ya dia Jodoh Yang Pas Buat ane?
Spoiler for


Ini juga salah satu yang sempet mengganggu pikiran. Kenal nama sih udah 3 tahun, ngobrol juga sering karena sempet setahun satu organisasi. Dan kami memang nggak sempet pacaran dulu, yah karena prinsip dan lingkungan.

Jadi prosesnya semacam ta’aruf gitu, saling bertukar informasi baik secara tertulis maupun bertemu langsung yang difasilitasi guru ngaji ane. Dalam proses itu ane mencatat banyak hal tentang doi, dengan harapan bisa jadi bekal pas berumah tangga.

Sampai ketika pernikahan udah jalan beberapa minggu, ane sadar bahwa ada hal lain yang lebih penting dari saling mengenal: saling menerima. Apa yang ane kenal dari istri ane selama tiga tahun, ternyata nggak begitu penting. Berbagai catatan yang ane kumpulin selama bertahun-tahun ternyata nggak terlalu membantu saat kami berumah tangga.

Karena mungkin pernikahan selalu begitu. Ia akan memaksa sifat buruk kita keluar satu persatu, membongkar aib-aib yang telah lama kita simpan, hingga pelan-pelan kita sadar kita nggak punya apa-apa lagi untuk disembunyikan. Kami benar-benar merasa seperti dua orang asing yang baru bertemu. Jadi ane setuju banget dengan apa yang pernah dibilang sama Salim A. Fillah: pernikahan adalah proses saling mengenal tanpa akhir.

Dalam proses saling mengenal itu, pasti ada hal yang menyenangkan ada yang nggak. Ada yang membanggakan ada yang nggak. Sehingga proses saling mengenal yang nggak didahului oleh kesiapan untuk menerima cuma akan melahirkan perasaan kecewa, yang kalau ditumpuk lama-lama akan sangat berbahaya.
Kaskus

Comments

Popular posts from this blog

7 Hewan Imut Ternyata Adalah....

7 Hewan imut ini ternyata predator mematikan! Jika kita memikirkan kata predator, yang tebersit di otak kita mungkin adalah harimau, singa, beruang, atau bahkan T-Rex. Meski predator memang berada di puncak rantai makanan, predator ada sangat banyak. Ada beberapa super predator yang berada superior dibanding semua makhluk hidup yang ada di habitatnya. Mereka mungkin kita anggap sebagai binatang imut, namun sebenarnya kita hanya tak tahu kalau mereka superior terhadap banyak sekali makhluk yang lebih kecil. Hal ini bisa terjadi karena memang binatang imut ini superior terhadap binatang di sekitarnya, atau secara sederhana mereka hanya tinggal di habitat yang tak ada predator mengerikan di atasnya. Apa saja binatang-binatang tersebut? Berikut daftarnya. 1. Kucing Spoiler for Anda mungkin tak akan kaget akan hal ini, jika Anda memelihara kucing. Kucing imut Anda yang lucu dan manja, bisa jadi mengerikan jika ia mendengar suara burung atau ada kupu-kupu terbang di de

1 10 Tanda Orang Ber-IQ Tinggi, Mungkin Salah satunya Anda!!!

1. Orang yang ber-IQ tinggi biasanya mudah tersenyum sendiri. Bukannya gila, namun ia terpesona oleh ide-ide cemerlang dalam otaknya sendiri. Tetapi memang kenyataannya kadang kegilaan dan kepintaran itu tipis bedanya. Mereka sama-sama punya dunia ideal yang penuh imajinasi. Perbedaannya, orang ber-IQ tinggi bisa kembali sadar pada realita di depannya. 2. Orang ber-IQ tinggi kerap gampang bosan. Semakin tinggi IQ seseorang, maka makin mudah baginya menangkap suatu konsep yang rumit. Ini sebabnya mereka mudah memecahkan masalah, teka-teki atau semacamnya. Namun ketika suatu hal terasa mudah dan tidak menantang, mereka jadi cepat bosan. 3. Percaya gak? Orang ber-IQ tinggi malah cenderung tidak terkenal. Orang ber-IQ tinggi jumlahnya sedikit. Karena kecerdasannya pula ia sulit bergaul dengan masyarakat kebanyakan. Maka jangan heran kalau mereka cenderung tidak terkena 4. Orang ber-IQ tinggi biasanya gemar tidur larut malam. Semakin tinggi IQ seseorang, maka makin banyak pula area di otakn

Inilah Cara Sista ga dipandang remeh di tempat kerja!!!

Selamat hari Kartini Gan Sis! Hari ini Indonesia merayakan hari Kartini, sebagai bentuk perjuangan terhadap emansipasi wanita. Menjadi wanita memang tidak mudah, meski telah memasuki era modern, kerap kali wanita mendapat diskriminasi karena gender. Kali ini CEO dari Ruder Finn, Kathy Bloomgarden ingin berbagi tips untuk para wanita agar dianggap serius dan penting dalam karir ataupun kepemimpinan, berdasarkan artikel yang dikutip dari weforum.org . Dalam dunia pekerjaan, di ruang yang penuh dengan pria, kadang sulit untuk wanita bisa didengar. Mungkin Sista pernah mengalami, dalam sebuah forum diskusi dengan banyak rekan kerja pria, kadang pendapat sista tak memiliki kekuatan untuk didengarkan. Menurut Kathy, semakin tinggil level kelompok di mana Sista berada, semakin sulit Sista didengar. Ya tentu ada beberapa pengecualian. Meskipun sekarang jaman sudah berubah dan kesempatan untuk didengar sudh semakin besar untuk wanita, tapi wanita di posisi senior pada titik tertentu akan mengha