Jakarta - Deretan produk buatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah banyak dipasarkan ke pasar internasional. Beberapa produk BUMN strategis berhasil menembus pasar dunia lewat ekspor.
Salah satunya adalah kereta produksi PT Industri Kereta Api (INKA) (Persero), yang tahun lalu mengekspor 15 kereta penumpang ke Bangladesh. Total kontrak pengadaan kereta untuk Bangladesh sebanyak 150 kereta penumpang hingga akhir tahun lalu.
Adapun nilai kontrak pembelian 150 kereta penumpang ini sebesar US$ 72,3 juta. Tingkat kandungan lokal dalam pembuatan kereta ini sampai 70% dengan melibatkan PT Pindad (Persero), PT Barata (Persero), dan PT Krakatau Steel Tbk.
Tidak hanya ke Bangladesh, INKA juga pernah mengirimkan kereta barang dan penumpang ke Singapura hingga Australia.
Bahkan saat kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud beberapa waktu lalu, ada permintaan untuk kerja sama produksi kereta api.
"Dirut kami ketemu sama delegasi bisnis untuk kereta dari Kerajaan Arab Saudi. Mereka tertarik untuk support kereta di Arab maupun maintenance. Kemungkinan kami ditawari untuk itu," terang Senior Manager Humas Protokoler dan PKBL PT INKA, M. Choliq kepada detikFinance, minggu lalu.
Spoiler for Gerbong PT INKA yang Diekspor Foto: Dok. PT INKA
Selanjutnya adalah PT Barata (Persero) yang memproduksi alat-alat berat dan komponen kereta api. Salah satu produknya berupa bogie sudah diekspor ke Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Meksiko.
Bogie adalah pendukung rangka dasar dari badan kereta atau suatu komponen tempat meletakkan gerbong kereta di atasnya.
Spoiler for Bogie PT Barata (Persero)
Kemudian, ada PT PAL Indonesia (Persero) yang berhasil mengekspor kapal perang Strategic Sealift Vessel (SSV) ke Filipina. Kapal 'BRP TARLAC (LD-601)' tersebut pesanan dari The Departement of National Defence Armed Forces of The Philippines.
Bahkan, BUMN yang berlokasi di Surabaya ini juga tengah menyelesaikan pesanan lagi dari Kementerian Pertahanan Filipina, berupa kapal perang sebanyak 2 unit kapal berjenis Strategic Sealift Vessel (SSV). Kapal kedua yang dipesan akan dikirim Maret 2017 ini.
Spoiler for Produk PT PAL
PKR TNI AL
ssv FIlipina
Tidak hanya itu, industri pertahanan Indonesia juga mengekspor peralatan tempur, seperti senjata SS1, Panser Anoa, dan alutsista lainnya buatan PT Pindad (Persero).
Spoiler for Produk PT Pindad
SS Series
Panser Anoa
PT Dirgantara Indonesia (Persero) juga tercatat berhasil menjual 2 unit pesawat baling-baling tipe NC212i kepada militer Filipina di 2013 lalu. Pada September 2014, PTDI berhasil menjadi pemenang pengadaan pesawat untuk Thailand. PTDI menjual burung besi buatan Bandung tipe CN235-200 M senilai US$ 31,2 juta.
Spoiler for Produk PTDI
NC212i Filipina
CN235-200 M Thailand
Tidak hanya menjual pesawat, PTDI juga menjadi pemasok komponen-komponen untuk produsen pesawat dunia, Airbus dan Boeing. Tipe pesawat yang komponennya dibikin oleh PTDI, antara lain: A380, A320, A330, A350, hingga Boeing 747.
PTDI juga tercatat telah mengekspor 40 unit pesawat baling-baling tipe CN235 dan NC212 ke beberapa negara di 2015 lalu. Di tahun ini, PTDI juga akan mengekspor 11 pesawat ke sejumlah negara di Afrika dan Asia Tenggara dengan jenis CN235 dan NC212.
Comments
Post a Comment